Sedikitnya 20 ribu hektare hutan di Kabupaten Lebak, Banten, teridentifikasi lahan kritis sehingga perlu dilakukan gerakan rehabilitasi penghijauan untuk melestarikan hutan dan alam.
Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan KabupatenLebak, Asep Mauladi, Selasa (5/5) mengatakan pihaknya saat ini berencana akan melakukan program penghijauan pada lahan kritis melalui program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (GNRHL). Program penghijauan tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2003-2008 hingga sasaran mencapai 13.000 hektare.
Pihaknya menargetkan setiap tahun lahan kritis di Kabupaten Lebak menurun sehingga perlu adanya program rehabilitasi penghijauan. Saat ini, lahan kritis yang masih luas tahun ini juga mendapat alokasi dana penghijauan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Bahkan, dukungan pemerintah pusat yang melaksanakan melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) sudah menurunkan jumlah lahan kritis.
Sepanjang tahun 2003 lalu, kata dia, lahan kritis di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 35 ribu hektare. Pada 2009 ini sudah menurun hingga mencapai 20 ribu hektare. "Dari 2003 sampai saat ini jumlah pohon yang ditanam di lahan kritis sebanyak tiga juta batang pohon," katanya.
Ia menyebutkan, jenis bibit pohon yang ditanam di lahan gundul itu antara lain tanaman pulai, mahoni, jati, bambu, trembesi, sukun, albasia dan hortikultura. "Dengan adanya gerakan penanaman ini, sejumlah lahan gundul dan lahan kritis bisa ditanggulangi secara bertahap," ujarnya.
Menurut dia, sejak GNRHL dilaksanakan hingga saat ini bencana alam seperti longsor dan banjir di Kabupaten Lebak relatif kecil. Program ini tentu sangat efektif untuk menanggulangi pelestarian hutan dan lahan "Saya berharap program penghijauan ini semakin gencar untuk melestarikan hutan dan alam," katanya. (Ant/OL-06)
Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/05/05/73239/123/101/20-Hektare-Hutan-di-Lebak-Kritis
5 Mei 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar